Topic         : Ruang lingkup pendidikan usia pra sekolah
BERMAIN PADA USIA PRA SEKOLAH  di TK BUNAYYA II
PERENCANAAN
Pendahuluan 
Pendidikan  adalah suatu proses pembelajaran yang berlangsung dalam suatu pola  kehidupan. Proses pendidikan merupakan rangkaian peristiwasosialyang  dinamis yang didalamnya berlangsung proses manajerial dan operasional  untuk melaksanakan perubahan kualitas tingkahlaku, kognisi, dan lainnya.  Hasil pendidikan berupa peningkatan pengetauan yang mampu meningkatkan  taraf hidup sebagai pribadi, pekerja, warga, serta berguna untuk diri  juga untuk keluarga dan bagi lingkungan.
Untuk  menghasilkan hasil pendidikan yang lebih baik, penulis berpendapat  bahwa anak usia pra sekolah perlu mendapat perhatian serius dalam  pendidikannya sehingga anak diharapkan menjadi manusia yang berguna yang  memiliki kompetensi dan daya pikir yg tinggi serta pemahaman terhadap  situasi lingkungan yang baik. Dimana pada masa pendidikan usia pra  sekolah, anak-anak cenderung masih individual dan tidak terlalu tertarik  untuk bersosialisasi dengan teman dan lingkungan nya. Anak usia pra  sekolah juga masih takut atau tidak mau berinteraksi dengan orang yang  baru ditemui nya. Kebanyakan hanya dengan orang yang sudah familiar  seperti keluarga atau sanak sodara. Penulis melihat hal seperti ini  terjadi di TK Bunayya II yang terdapat di Jl. Beo no.76 G , Dimana  keponakan salah seorang dari tim penulis sangat suka bercerita tentang  segala hal yang terjadi di sekolahnya. Dalam ceritanya ia mengatakan  beberapa hal yang menjadi perhatian dan menjadi bahan observasi penulis.  Teman  sekelas nya yang bernama Nadia tidak memiliki teman makan siang  bersama. Menurut cerita hal ini dikarenakan ketika berada di kelas nol  kecil, Nadia tidak bermain dan melakukan kegiatan bersama teman-teman  nya. Di waktu isitirahat ia bersama ibunya. Dan ketika bermain  rumah-rumahan, Nadia lebih meilih untuk duduk-duduk saja. Nadia jarang  terlihat bermain bersama teman-temannya. Hal ini tidak baik bagi  perkembangan fisik-motorik, kecerdasan dan sosial emosional. Karena  seharusnya tahap usia dini adalah masa awal tumbuh kembangnya anak baik  secara fisik, kognitif, emosional, dan psikososial. Pada masa inilah  anak banyak melakukan aktifitas bermain.
Atas  dasar tersebut diatas penulis akan mengamati pelaksanaan pendidikan pra  sekolah yang dimana dalam hal ini pendidikan taman kanak kanak akan  berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan pendidikan di jenjang yg  lebih lanjut. Penulis memilih pendidikan anak pra sekolah dengan judul  ”manfaat bermain pada anak usia pra sekolah”. Seperti yang sudah  dikatakan sebelumnya, tahap usia dini adalah masa awal tumbuh kembangnya  anak baik secara fisik, kognitif, emosional, dan psikososial. Pada masa  inilah anak banyak melakukan aktifitas bermain. Di tahap ini anak  mengalami perkembangan fisik yang amat cepat, disinilah motorik kasar  dan motorik halus anak berkembang. Motorik kasar yaitu kegiatan yang  melibatkan otot-otot dan tubuh anak, seperti melompat, berlari, dan  memanjat. Motorik halus contohnya adalah seperti memasang kancing baju.  Perkembangan kognitif anak bisa berkembang yaitu dengan bermain yang  melibatkan misalnya dengan mnggunakan permainan edukatif. Bermain juga  bisa melibatkan interaksi antar anak yang satu dengan anak lain sehingga  anak dapat beradaptasi dan juga belajar bersosialisasi dengan  lingkungannya.
             Bermain adalah dunia kerja anak usia pra sekolah dan menjadi hak setiap  anak untuk bermain, tanpa dibatasi usia. Melalui bermain anak mampu  mengambil manfaat tertama bagi perkembangan aspek fisik-motorik,  kecerdasan dan sosial emosional. Aspek-aspek tersebut saling berkaitan  satu sama lain. Perkembangan terjadi melalui bermain karena bermain  adalah aktivitas yang menyenangkan dan merupakan kebutuhan yang sudah  melekat (inherent) dalam diri setiap anak. Dalam bermain juga  anak merasakan perasaan yang sangat menyenangkan karena melakukan  aktivitas bermain tersebut tanpa paksaan. Bermain juga merupakan sarana  pembelajaran formal dan informal. Bermain  juga memiliki manfaat dalam  mengembangkan keterampilan anak sehingga anak siap untuk menghadapi  lingkungan dan memiliki bekal untuk melanjutkan pendidikan formalnya  kelak.
             Dalam pembahasannya, bermain pada anak usia dini memiliki banyak sisi  untuk dikaji, baik itu dari peralatan, karakteristik bermain anak, jenis  permainan, tahap perkembangannya dan lain sebagainya. Akan dikaji dalam  makalah berikut ini.
Landasan Teori
Piaget  dalam Mayesty (1990:42) mengatakan bahwa bermain adalah suatu kegiatan  yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi  diri seseorang, sedangkan Parten dalam Dockett dan Fleer (2000:14)  memandang kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi, diharapkan  melalui bermain dapat memberi kesepakatan anak bereksplorasi, menemukan,  mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan.  Selain itu, kegiatan bermain dapat membantu anak mengenal diri sendiri,  dengan siapa ia hidup serta lingkungan tempat di mana ia hidup.
             Dockett dan Fleer (2000:41-44) berpendapat bahwa bermain merupakan  kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh  pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Bermain  merupakan suatu aktivitas yang khas dan sangat berbeda dengan aktivitas  lain seperti belajar dan bekerja yang selalu dilakukan dalam rangka  mencapai suatu hasil akhir.
Eheart  dan Leavit mengatakan bahwa pembelajaran dapat mengembangkan berbagai  potensi pada anak, tidak saja pada potensi fisik, tetapi juga pada  perkembangan kognitif, bahasa sosial,emosi,kreativitas dan pada akhirnya  prestasi akademik. Sehingga dapat diidentifikasikan bahwa fungsi  bermain antara lain : 
·      dapat  memperkuat dan mengembangkan otot dan koordinasinya melalui gerak,  melatih motorik halus, motorik kasar dan keseimbangan, karena ketika   bermain fisik bagi anak juga belajar bagaimana kinerja tubuh
·      dapat  mengembangkan keterampilan emosinya, rasa percaya diri pada orang,  kemandirian dan keberanian untuk berinisiatif, karena saat bermain anak   sering berpura-pura menjadi orang lain, binatang atau karakter orang  lain. Anak juga belajar melihat dari sisi orang lain (empati)
·      dapat  mengembangkan kemampuan intelektualnya, karena melalui bermain anak  seringkali melakukan eksplorasi terhadap segala sesuatu yang ada di  lingkungan sekitarnya sebagai wujud rasa keingintahuannya
·      dapat  mengembangkan kemandirinannya dan menjadi dirinya sendiri, karena  melalui bermain anak selalu bertanya, meneliti lingkungan, belajar  mengambil keputusan, berlatih peran social sehingga anak menyadari  kelebihannya.    
Jenis  bermain dapat digolongkan kedalam berbagai jenis permainan seperti yang  diungkapkan Jefree, Conkey, dan Hewson, yakni permainan eksploratif (explatory play), permainan dinamis (energetic play), permainan dengan keterampilan (skillfull play), permainan social (social play), permainan imajinatif (imaginative play) dan permainan teka-teki (puzzle-it-out play). 
            Menurut pemamaparan Lopes dalam tulisannya yang berjudul “Creative Play Helps Children Grow” permainan dapat diklasifikasikan dalam:
1.      Kreasi terhadap objek (object creation)  pembelajaran dimana anak melakukan kreasi tertentu pada suatu objek  seperti menggabungkan potongan-potongan benda sehingga menjadi bentu  mobil-mobilan.
2.    Cerita bersambung (Continuing story)  pembelajaran diamana guru memulai awal cerita dan setiap anak  menambahakan cerita selanjutnya bagian per bagian cerita dengan buku  besar (big book).
3.    Gerakan kreatif(creative movement) pembelajaran  yang lebih menggunakan otot-otot besar seperti permainan aku seorang  pemimpin di mana anak melakukan gerakan tertentu dan anak lain  mengikutinya/berpantomim atau kegiatan membangun pasir, lumpur dan atau  tanah liat.
4.    Permainan drama kreatif (Creative dramatic play)  berupa permainan dimana anak dapat mengekspresikan diri melalui  peniruan terhadap tingkah laku orang, hewan ataupun tanaman, hal ini  dapat membantu mereka memahami dan menghadapi dunia seperti bermain  peran dokter-dokteran.
5.    Pertanyaan kreatif (creative question) yang  berhubungan dengan pertanyaan terbuka, menjawab pertanyaan dengan  sentuhan panca indra, pertanyaan tentang perubahan, pertanyaan yang  membutuhkan beragam jawaban, pernyatan yang berhubungan dengan suatu  proses atau kejadian
Berkaitan  dengan kasus Nadia, kami memutuskan untuk melakukan observasi ke TK  Bunayya II untuk mencari tahu, adakah penerapan jenis permainan seperti  yang diungkapkan oleh teori Jefree, Conkey, dan Hewson. Yang diharapkan  dapat membantu perkembangan perkembangan fisik, kognitif, emosional, dan  psikososial anak usia pra sekolah.
Alat dan Bahan :
1.        Kamera
2.       Notes
3.       Alat tulis
4.       Panduan Observasi
5.       Data Checklist
Analisis Data :
Data  yang didapatkan dari observasi di TK Bunayya II menggunakan panduan  teori bermain yang dapat digolongkan kedalam berbagai jenis permainan  seperti yang diungkapkan Jefree, Conkey, dan Hewson, yakni permainan  eksploratif (explatory play), permainan dinamis (energetic play), permainan dengan keterampilan (skillfull play), permainan social (social play), permainan imajinatif (imaginative play) dan permainan teka-teki (puzzle-it-out play) juga dengan klasifikasi permainan oleh pemamaparan Lopes dalam tulisannya yang berjudul “Creative Play Helps Children Grow” . Data observasi dibandingkan dengan teori. Apakah semua tipe permainan menurut teori ada di TK Bunayya II tersebut.
Objek atau Subjek :
Objek  dalam observasi di peroleh dari TK Bunayya II, sedangkan subyek data  yang diambil diperoleh dari salah satu murid dari TK tersebut, yang  bernama Nadia, berusia 5 tahun yang sedang menjalani pendidikan dengan  tingkat Nol Besar pada TK tersebut.
Jadwal Pelaksanaan :
Time Table
| No. | uraian | April 2 | April 3 | April 4 | Mei 1 | Mei 2 | Mei 3 | 
| 1 | Penentuan   topik dan judul proyek, dan teori yang dipilih |    x | |||||
| 2 | Penyusunan pendahuluan, landasan teori, serta alat dan   bahan |    x | |||||
| 3 | Menanyakan kesediaan TK Bunayyah untuk menjadi objek   observasi |    x | |||||
| 4 | Menentukan hari kunjungan |    x | |||||
| 5 | Melakukan kunjungan observasi ke TK |    x | |||||
| 6 | Menganalisis data |   x | |||||
| 7 | Mengedit keseluruhan proyek |   x | |||||
| 8 | Membuat poster |   x | |||||
| 9 | Tahap pelaporan dan evaluasi |   x | |||||
| 10 | Memosting ke blog |   x | 
Kalkulasi Biaya :
-          Reward untuk peserta yang di observasi     : Rp 50.000,-
-          Transportasi                                                    : Rp 25.000,-
PELAKSANAAN
             Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Kamis,28 April 2011 pukul  09.00 WIB. Bertempat di TK BunayyaII . Setiap anggota kelompok berkumpul  di kampus pada pukul 08.30 WIB. Lalu berangkat bersama menuju TK  Bunayya II. Terlebih dahulu kelompok memeriksa apa saja yang harus  dipersiapkan, seperti kamera, panduan checklist, alat tulis, notes,  serta reward yang akan diberikan pada subyek observasi. Setibanya di  tempat, kelompok langsung menjumpai staf pengajar di TK tersebut. Lalu  beliau memperkenalkan kelompok kepada murid-murid di TK tersebut.  Keadaan kelas yang di tujukan beliau, terlihat rapi, teratur dan suasana  kelas cukup tenang. 
             Sebelumnya kelompok telah menentukan subjek penelitian pada salah  seorang murid di TK tersebut, yang bernama Nadia. Alasan mengapa  kelompok memilih Nadia sebagai subjek penelitian, karena mendapatkan  cerita mengenai tingkah laku Nadia, dari saudara salah satu anggota  kelompok, yang kebetulan satu kelas dengan Nadia.
             Awal perjumpaan kami dengan Nadia, dia terlihat takut. Namun kemudian  setelah beberapa saat, ketika kelas diberikan permainan, Nadia hanya  terlihat diam saja begitu juga dengan beberapa anak lainnya. Seperti  tidak ada ketertarikan dengan permainan yg sedang berlangsung. Lalu  mulailah kelompok mengobservasi perilaku-perilaku yang tunjukkan Nadia  dan teman-temannya.
             Setelah memperoleh data yang kelompok inginkan, tiba saat memberikan  reward kepada murid-murid dikelas tersebut kemudian kelompok berpamitan  dengan murid-murid serta pengajar yang ada pada saat itu dan kelompok  mengambil beberapa poto di TK tersebut.
PELAPORAN DAN EVALUASI
Laporan :
Dari  hasil observasi terlihat bahwa tidak keseluruhan jenis bermain seperti  yang diungkapkan oleh teori Jefree, Conkey, dan Hewson juga dengan klasifikasi permainan oleh pemamaparan Lopes dalam tulisannya yang berjudul “Creative Play Helps Children Grow” diaplikasikan di TK Bunayya II. Dimana hanya terlihat bermain jenis permainan dinamis (energetic play), kreasi terhadap objek (object creation)  pembelajaran dimana anak melakukan kreasi tertentu pada suatu objek  seperti menggabungkan potongan-potongan benda sehingga menjadi bentu  mobil-mobilan. Dan Pertanyaan kreatif (creative question) yang  berhubungan dengan pertanyaan terbuka, menjawab pertanyaan dengan  sentuhan panca indra, pertanyaan tentang perubahan, pertanyaan yang  membutuhkan beragam jawaban, pernyatan yang berhubungan dengan suatu  proses atau kejadian. Tidak terlihat jenis bermain Cerita bersambung (Continuing story), Gerakan kreatif(creative movement), Permainan drama kreatif (Creative dramatic play). 
Dari  hal tersebut ditarik kesimpulan kurangnya interaksi guru dan murid,  dimana pada pola bermain cerita bersambung, guru dan murid berinteraksi  membentuk suatu cerita, yang akan menjalin kenyamanan berbicara juga  lebih dapat mengekspresikan apa yang dipikirkan melalui kata-kata.   Dalam gerakan kreatif yang banyak melibatkan kebersamaan antar murid, di  TK Bunayya II ini malah tidak diterapkan. Permainan drama kretaif juga,  untuk melatih anak keluar dari zona aman mereka, mengekspresikan dalam  bentuk kata dan gerakan dan saling berinteraksi antar murid. Dan selama  observasi berlangsung, ternyata tidak hanya Nadia yg mengalami  permasalahan dalam berinteraksi dengan teman nya. Berarti hal ini dapat  disimpulkan bahwa kurangnya pola bermain yang aplikatif diterapkan di TK  Bunayya II ini.  Diharapkan kedepannya para guru mulai mencari suasana  dan cara mengajar dan bermain yang lebih dapat membantu perkembangan  anak usia pra sekolah.
Poster :
Evaluasi :
Proyek  observasi yang kelompok lakukan sebenarnya sudah sesuai dengan  perencanaan serta sistematis namun terdapat kendala terhadap waktu  selama pengerjaannya karena harus menyesuaikan waktu kuliah dan jadwal  observasi.  kebetulan dua dari anggota kelompok sudah mendapatkan  pengalaman sebelumnya yang sangat membantu daam pengerjaan proyek  observasi ini, Observasi dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga data  yang diperoleh sesuai yang diinginkan walaupun terdapat hambatan pada  saat pertama kali melakukan obervasi namun hal itu merupakan hal yang  wajar karena merupakan pengadaptasian terhadap lingkungan baru bagi  kelompok dan juga murid pada TK Bunayya II.
Testimoni
Ester Hotmauli  T  : Dalam penelitian ini, saya merasa bahwa penelitian ini sudah  benar-banar kami kerjakan dengan baik dan besungguh-sungguh. Dimana  walaupun jadwal kuliah setiap anggota berbeda, kami selalu bersama-sama  menyempatkan waktu untuk berdiskusi. Semoga penelitian ini benar-benar  bermanfaat bagi pembaca.
Dini Arini :  Dalam proyek ini saya dan kelompok mengalami banyak gangguan tidur  karena mengalami kesulitan dalam membuat poster, karena smua anggota  kelompok tidak ada yg dapat menggunakan adobe, corel draw ataupun segala  sesuatu yg berhubungan dalam pembuatan poster. Selebihnya menyenangkan.
Febri Jayanti  : Ini adalah kali pertama saya melakukan observasi dan menurut saya  lumayan banyak hambatan dari penelitian observasi yang dilakuakan serta  pengerjaan membuat laporan dan sebagainya namun proyek observasi dari  mata kuliah pendidikan ini benar-benar menambah pengalaman dan mengasah  keterampilan sebagai mahasiswi.
“Proyek  observasi yang kelompok lakukan tidak selalu berjalan mulus terdapat  banyak hambatan terutsama pengaturan jadwal dari anggota kelompok, namun  secara keseluruhan pengerjaan ini mengasyikkan karena pengetahuan  kelompok bertambah selain juga menambah pengalaman dalam penelitian  observasi ini”
Dokumentasi
Daftar Pustaka 
Santrock., J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group
Sujiono, Yuliani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak usia Dini. Jakarta: PT. Indeks
Patmonodewo, Soemiarti. 2000. Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Tedjasaputra, Mayke. 2001. Bermain, Mainan, dan Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. Grasindo 










