Rabu, 02 Februari 2011

Psikologi Pendidikan dan Seni mengajar

Selayang Pandang

Jika psikologi adalah ilmu yang memepelajari tentang perilaku dan proses mental maka psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Tiga orang pelopor psikologi pendidikan yang terkemuka diantaranya :

a.William James
Dia mengatakan bahwa eksperimen psikologi di laboratorium seringkali tidak bias menjelaskan bagaimana cara mengajar anak secara efektif , kemudian berpendapat betapa pentingnya mempelajari proses belajar mengajar di kelas untuk meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu rekomendasinya agar mulai mengajar pada titik yang sedikit lebih tinggi di atas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan memperluas pemikiran dan cakrawala anak.

b.John Dewey
Banyak ide penting yang bias kita dapatkan dari dewey, diantaranya dia berpandangan tentang anak sebagai pembelajar yang aktif (active learner), jadi dia berpendapat bahwa anak-anak sebagai pembelajar tidak mesti duduk diam di kursi dan hanya menjadi pendengar yang pasif dan sopan. menurutnya pula selain kemampuan akademik anak-anaka juga harus diajari untuk berfikir dan beradaptasi dengan lingkungannya. Terkahir Dewey berpendapat bahwa semua anak tanpa memebedakan berhak mendapat pendidikan yang selayaknya.

c.E.L. Thorndike
Thorndike banyak memberi perhatian pada penilaian dan pengkuran serta perbaikan dasar-dasar belajar secara ilmiah, menurutnya salah satu tugas pendidikan yang penting adalah menanamkan keahlian penalaran anak maka dia mengajukan gagasan bahwa psikologi pendidikan harus punya basis ilmiah dan harus berfokus pada pengukuran.

Dalam hal diatas teori-teori yang dikemukakan oleh tiga perintis psikologi pendidikan sangat menjadi dasar atau basis bagi pendidikan yang telah berjalan, dewasa ini banyak sekali pengajar-pengajar yang menerapkan teori Dewey , James ataupun gabungan dari ketiga teori diatas pada dasarnya mengajar adalah “style” yang akan muncul sesuai kepribadian masing- masing karakter si pengajar jadi menurt saya lebih bijak jika menggunakan cara sendiri dalam menerapkan pengajaran karena dengan menjadi diri sendiri maka dengan sendirinya sipengajar akan menemukan “comfort zone” bagi si pengajar yakni ketika dengan gaya pengajarannya sendiri dia bisa menguasai kelas, mengontrol murid, serta mengkodusifkan dan memaksimalkan ajarannya, jika “comfort zone” itu telah ditemukan si pengajar dalam mengajar maka dengan otomatis ilmu tersebut bisa sampai dan dengan mudah dicerna oleh orang yang akan diajarnya.


Mengajar : Antara seni dan Ilmu Pengetahuan

Para ahli psikologi mengakui bahwa mengajar terkadang harus mengabaikan saran-saran ilmiah, tetapi menggunakan improvisasi dan spontanitas, maka dalam hal ini pengalaman keahlian mengajar mendapat peranan penting bagi keberhasilan seorang guru. Seorang pengajar juga dituntut untuk menguasai “seni” mengajar yang bisa didapatkan dari terus-menerus membuat penilaian penting dikelas berdasarkan keahlian dan pengalaman pribadi ataupun berdasarkan saran bijak dari guru-guru lain yang lebih berpengalaman, gunanya untuk bisa menemukan pengetahuan riset yang dapat secara efektif di aplikasikan untutk situasi mengajar.

Sumber: John W. Santrock. Psikologi pendidikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar